Serang – Pemerintah Provinsi Banten menegaskan bahwa kolaborasi semua pihak menjadi kunci utama dalam upaya menekan angka pengangguran terbuka di daerah tersebut. Hal ini disampaikan dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema “Solusi Menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten” yang berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Provinsi Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Kamis (12/12/2024).
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Usman Asshiddiqi Qohara, melalui sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Banten, Agus Setiawan, mengungkapkan bahwa tren pengangguran di Banten terus menunjukkan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun.
“Alhamdulillah, saat ini kita berada di posisi kedua setelah Jawa Barat. Jika kita cermati lebih dalam, penurunan tingkat pengangguran di Banten cukup signifikan,” ujar Agus dalam sambutannya.
Dari data yang dipaparkan, sejak tahun 2021 hingga 2024, tingkat pengangguran terbuka di Banten mengalami tren penurunan dari 8,9% menjadi 8,09%, kemudian turun lagi menjadi 7,5%, dan kini mencapai 6,8%. Bahkan, penurunan antara tahun 2023 dan 2024 mencapai hampir 1%, jauh lebih tinggi dibandingkan penurunan nasional yang hanya sebesar 0,41%.
“Ke depan, kita perlu mencari solusi untuk terus menekan angka pengangguran, salah satunya dengan menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan kompetensi di dunia kerja. Beberapa sektor potensial seperti pariwisata, pertanian, dan UMKM dapat menjadi fokus utama dalam menyerap tenaga kerja,” lanjut Agus.
Pemprov Banten juga tengah merancang program peningkatan kompetensi yang akan diintegrasikan dengan kurikulum SMK, sehingga lulusan siap terjun ke dunia kerja. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) akan berperan sebagai koordinator dalam mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja dan merancang pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) agar sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, Pemprov Banten akan menggandeng berbagai pihak, termasuk Kementerian Ketenagakerjaan, akademisi, dan Badan Pusat Statistik (BPS), guna memperkuat pendekatan pentahelix dalam mengatasi pengangguran.
“Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa upaya menurunkan angka pengangguran yang selama ini cukup tinggi dapat berhasil,” tegas Agus.
Lebih lanjut, Agus mengajak semua pihak untuk bersikap optimistis dalam menghadapi kondisi saat ini. Bonus demografi yang dimiliki Banten, menurutnya, bisa menjadi peluang besar dalam mendorong keberhasilan pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Sebagai langkah konkret, Pemprov Banten berencana menggelar pertemuan di Disnaker guna merumuskan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai elemen, sehingga tenaga kerja di Banten dapat terserap baik di sektor formal maupun kewirausahaan.
FGD ini turut menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan RI Darmawansyah, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Tubagus Ismail, Ahli Statistik BPS Provinsi Banten Nurina Paramitasari, serta Kepala Bidang Disnakertrans Provinsi Banten Yuni Stiasari.
Tidak ada komentar